Tuesday, January 29, 2008

Iqra'

Bismillahirrohmanirrohiem
Ya Alloh ,Ya Malik ,pembuat hukum, pemberi rizki, jadikanlah kami sebagai orang-orang yang senantiasa mengambil contoh kepada pesuruhmu, Rasulmu, Nabi Muhammad Saw dan jauhi kami dari orang-orang yang menjadi musuhnya yakni orang-orang yang menentang hukummu.

mudah2an anu lebet ka Blog kurink, aya manfaatna candak anu benerna sareng picen nu te leresna, salam jihad kanggo aktivis2 dakwah, para penyeru Dinulloh moga Alloh masihan hirup anu mulia nyaeta menangna Din Islam atawa maot anu Syahid,… Amien yaa Robbal a’lamien. te hilap oge ka para aktivis atawa simpatisannana Thaghut ( naonnya thoghut teh saur kurink mah eta nu sok aya dipasar sayuran, ah,… etama meren toge,, heeh pokonamah etalah anu rirupna sangenahna, mbung diatur ku aturan kawasa ) kurinkmah moal ngahiji deui jeung maraneh, cing jauh maneh jeung kurink, moga Alloh anu perkasa masihan Laknat di dunya jeung siksa di Akhirat,.. Amien.

Wallohua’lam

Berpikirlah

Aliran Sesat

Aliran sesat merupakan sebuah problematika yang terjadi di Negara yang mayoritas mengaku islam yakni kurang lebih 80 % orang Indonesia mengaku islam, orang yang mengaku ber-Illahkan Alloh dan bernabikan kepada Nabi Muhammad walaupun mereka tidak memakai aturan ( system hidup ) yang dipakai oleh Nabi Muhammad yaitu aturan islam. Padahal dengan jelas dan tegas Alloh memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya mengikuti suri tauladan hanya kepada Rasulnya yakni Nabi Muhammad Saw ( QS. 7 : 157 )

Aliran sesat muncul ditengah-tengah kerusakan akhlak, bencana alam, yang sangat di informasikan oleh media-media yang bernaung dibawah system Thaghut. Rakyat was-was dan gelisah dengan kemunculan Aliran sesat yang diyakininya akan membawa kepada kemadhorotan, tetapi yang disesalkan kenapa aliran sesat ini muncul dinegara indonesia yang
mayoritas islam terbanyak didunia???


Mari kita bahas aliran sesat itu sendiri seperti apa :
Aliran adalah bentuk dari sebuah kepercayaan / keyakinan seseorang
Sesat adalah bentuk dari pengingkaran / penyelewengan/ penyimpangan seseorang
…………….
Alloh sangat tegas dan keras kepada orang-orang yang menyimpang dari ajaran tauhid, bagaimana siksa Alloh turun ke dunia dari mulai zaman Nabi adam sampai sekarang ditujukan kepada orang-orang yang tidak mau bernaung kepada systemnya , dan kita tahu bahwasanya Alloh adalah raja, yang mempunyai undang-undang, hukuman, kekuasaan, serta ketaatan yang harus berlaku kepada budaknya, hambanya ( Manusia ).
Alloh memberikan gelar kepada orang-orang yang menyimpang dari ajarannya : yaitu berupa gelar yang namanya Kafir, pasik, zalim

..” Siapa saja orang yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Alloh, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir(QS.5:44)

..” Siapa saja orang yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Alloh,maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim(QS.5:45)

..” Siapa saja orang yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Alloh,maka mereka itu adalah orang-orang yang pasik(QS.5:47)

Akibat dari kekafiran, kezaliman dan kepasikan diantaranya :

1. Mendapat laknat Alloh, malaikat dan Manusia ( QS. 2 : 161 )
2. Kekal didalam Neraka ( QS. 2 : 39 )
3. Terjadi kekacauan & kerusakan yang besar dimuka Bumi (QS. 8 : 73)

Kenapa Aliran sesat bisa muncul ???

Karena Negaranya saja tidak mau memakai aturan Alloh / hukum islam otomatis sudah terjadi penyimpangan atau pelanggaran yang besar kepada Alloh, ya otomatis pula didalamnya pun banyak penyimpangan, pelanggaran kepada aturan Alloh, salah satunya terjadi aliran sesat ( kepercayaan yang menyimpang )

Wallahu a’lam

Sadarilah

PEJUANG ???

Benarkah engkau seorang pejuang? Mengaku diri sebagai pejuang, sebagai jundullah, sebagai aktivis, namun akhlak maupun tsaqafahnya tidak mencerminkan hal itu. Mengaku diri sebagai mujahid, namun niat ternoda oleh selain-Nya. Inilah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sindir di dalam Al Qur’an,
“Apakah kamu mengira kamu akan dibiarkan saja mengatakan ‘kami beriman’ sedang mereka tidak di uji lagi?” (QS. Al Ankaabut: 2-3)

Sang Pejuang Sejati
Masing-masing kita sebaiknya mengevaluasi diri, apakah kita memang sudah benar-benar menjadi pejuang di jalan-Nya atau jangan-jangan, baru sebatas khayalan dan angan-angan kosong belaka. Inginkan syurga, tetapi tidak siap menggadaikan diri, harta dan jiwa.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. 3:142).
Ya, kita mengira akan masuk surga dengan pegorbanan yang sedikit, seakan ingin menyamakan diri dengan hukum ekonomi kapitalis, “Mendapatkan output yang sebesar-besarnya, semaksimal mungkin, dengan input yang seminimal mungkin.”
Aduhai., sesungguhnya hari akhir itu adalah perkara yang besar. Dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi itu, sangat mahal harganya. Rasulullah SAW bersabda,
“Generasi awal sukses karena zuhud dan teguhnya keyakinan,sedang ummat terakhir hancur karena kikir dan banyak berangan muluk kepada Allah.”
Saat nasyid-nasyid perjuangan dilantunkan, gemuruh di dalam dada menjadi berkobar-kobar untuk berjuang. Tetapi sayang, ternyata hanya tersimpan di dalam dada dan semangat itu ikut surut seiring dengan berakhirnya lantunan nasyid. Tidak keluar dalam amaliyah yang nyata. Demi Allah., keimanan bukanlah dilihat dari yang paling keras teriakan takbirnya, bukan pula dari yang paling deras air matanya kala muhasabah, dan bukan pula dari yang paling ekspresif menunjukkan kemarahan kala melihat Israel menyerang Palestina. Bukan pula dari yang paling banyak simbol-simbol keagamaannya. Karena itu semua hanya sesaat. Sesungguhnya
keistiqomahan dalam berjuang, itulah indikasi keimanan sang pejuang yang sebenarnya. Pejuang yang sabar menapaki hari-hari dengan mengibarkan panji Illahi Rabbi. Yang selalu bermujahadah mengamalkan Al Qur’an. Teguh pendirian. Tak kenal henti. Hingga terminal akhir, syurga.

Pengorbanan
Apakah dengan memakai sedikit waktu untuk berda’wah, sudah menganggap diri telah melakukan totalitas perjuangan? Padahal para nabi tidaklah menjadikan da’wah ini hanya sekedarnya saja, tetapi sebagaimana dicantumkan dalam Surat Nuh ayat 5,
“….Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam.”
Pun dalam surat Al Muzzamil,
“Hai orang yang berselimut, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu agungkanlah.”
Sejak ayat itu turun, sang nabi akhir zaman selalu siaga dalam kehidupan. Bahkan, hingga menjelang ajalnya, Rasulullah tengah menyiapkan peperangan untuk menegakkan Al Haq.
Sang pejuang, tetapi makanannya adalah sebaik-baik makanan, dan pakaiannya adalah sebaik-baik pakaian. Dan dengan tanpa rasa berdosa, asyik menonton sinetron-sinetron cinta dan acara gosip, mendengar lagu-lagu cinta, berghibah, perut kenyang, banyak tidur, dan mengabaikan waktu, lalu berharap mendapatkan syurga? Sangatlah jauh. bagaikan pungguk merindukan rembulan. Alangkah berbedanya dengan yang dicontohkan Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, Mush’ab bin Umair dan para sahabat yang lainnya. Yang setelah mendapatkan hidayah, mereka justru menjauhi kemewahan hidup. Mereka mampu secara ekonomi, tetapi mereka tidak rela menikmati dunia yang melalaikan.
Seorang pejuang harus memahami jalan mendaki yang akan dilaluinya. Sang Nabi tak pernah tertawa keras apatah lagi terbahak-bahak. Dan hal itu dikarenakan keimanan yang tinggi akan adanya hari akhir, akan adanya syurga dan neraka. Ada amanah da’wah yang besar di pundaknya, lantas bagaimana mungkin seorang pejuang akan banyak bercanda? Imam Syahid Hasan Al Banna memasukkan “keseriusan” atau tidak banyak bergurau sebagai bahagian dari 10 wasiatnya.
Dan dikisahkan pula bahwa Sholahuddin Al Ayyubi tak pernah tertawa karena Palestina belum terbebaskan.
Keringnya suasana ruhiyah di lingkungan kita, bisa jadi karena di antara kita -saat di luar halaqah- jarang saling bertaushiyah tentang hari akhir. Bahkan sungguh aneh, dapat tertawa dan tidak menyimak ketika Al Qur’an dibacakan di dalam pembukaan ta’lim. Atau saat kaset murottal diputar, mengobrol tak mengindahkan. Yang mengindikasikan bahwa Al Qur’an itu baru sampai di tenggorokan saja.
“Akan tiba suatu masa dalam ummat ketika orang membaca Al Qur’an, namun hanya sebatas tenggorokannya saja (tidak masuk ke dalam hatinya).” (HR. Muslim).
Dimanakah air mata keimanan? Ya Rabbi., ampunilah kelemahan kami dalam menggusung panji-Mu.
Kederisasi generasi sebaiknya tidak melulu tentang pergerakan dan mengabaikan aspek keimanan. Keimanan harus senantiasa dihembuskan dimana saja karena ia adalah motor penggerak yang hakiki. Iman adalah akar.

20 Muwashofat Sang Pejuang
Setidaknya, ada 20 kriteria yang harus dimiliki pejuang, yang disarikan dari Al Qur’an dan hadits, yaitu :
1. Aqidahnya bersih (saliimul ‘aqiidah)
2. Akhlaknya solid (Matiinul khuluqi)
3. Ibadahnya benar (Shohiihul I’baadah)
4. Tubuhnya sehat dan kuat (Qowiyyul jismi)
5. Pikirannya intelek (Mutsaqqoful fikri)
6. Jiwanya bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi)
7. Mampu berusaha mencari nafkah (Qaadiirun ‘alal kasbi)
8. Efisien dalam memanfaatkan waktu (Hariisun ‘alal waqti)
9. Bermanfaat bagi orang lain (Naafi’un lighoirihi)
10. Selalu menghindari perkara yang samar-samar (Ba’iidun ‘anisy syubuhat)
11. Senantiasa menjaga dan memelihara lisan (Hifdzul lisaan)
12. Selalu istiqomah dalam kebenaran (istiqoomatun filhaqqi)
13. Senantiasa menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan (Gaddhul bashor wahifdul hurumat)
14. Lemah lembut dan suka memaafkan (Latiifun wahubbul ‘afwi)
15. Benar, jujur dan tegas (Al Haq, Al-amanah-wasyja’ah)
16. Selalu yakin dalam tindakan (Mutayaqqinun fil’amal)
17. Rendah hati (Tawadhu’)
18. Berpikir positif dan membangun (Al-fikru wal-bina’)
19. Senantiasa siap menolong (Mutanaashirun lighoirihi)
20. Bersikap keras terhadap orang-orang kafir (Asysyidda’u ‘alal kuffar)

Penutup
Menjadi pejuang, hendaknya bukanlah angan-angan kita belaka. Menjadi pejuang, memiliki kriteria (muwashofat) yang harus di penuhi. Jangan sampai kita terkena hadits ini, “Akan datang suatu masa untuk ummatku ketika tidak lagi tersisa dari Al Qur’an kecuali mushafnya dan tidak tersisa Islam kecuali namanya dan mereka tetap saja menyebut diri mereka dengan nama ini meskipun mereka adalah orang yang terjauh darinya.” (Ibnu Babuya, Tsawab ul-A mal).
Pejuang di jalan-Nya hendaknya bukan dari kacamata kita, tetapi dari kacamata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Alangkah ruginya bila kita menganggap diri sebagai pejuang, padahal dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita tak ada apa-apanya. Maka, bersama-sama kita memuhasabahi diri, agar cinta kita kepada-Nya bukan hanya angan semata, agar cinta kita tak bertepuk sebelah tangan. Karena pembuktian cinta haruslah mengikuti dengan keinginan yang dicinta. Jika tidak, maka patut dipertanyakan kebenaran cintanya itu. Cinta sejati, tidak hanya dimulut dan disimpan di dalam dada saja, tetapi harus dibuktikan, agar sang kekasih percaya bahwa kita mencintainya. Kita mencintai-Nya dan Dia pun mencintai kita.
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya..” (QS. Al Maidah : 54 - 56).


Kutipan 2008,PRO Madinah

Lakukanlah

Ketaatan kepada Alloh

Ketaatan berarti menerima segala sesuatu apa yang diperintahkan oleh yang membuat ketentuan ( hukum ) baik perintah itu suka ataupun tidak suka :: bade dihidengkeun atawa dibodaskeun kuringmah narima :: Apalagi kita disuruh untuk hanya taat kepada Alloh dan Rasulnya baik itu perintah ataupun larangannya tanpa reserve. dengan perintah SQ:2:218 yang artinya…
Wahai orang-orang yang beriman masuklah kamu sekalian kepada islam secara kaffah ( totalitas ),dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata.
Alloh menyuruh kepada orang beriman supaya taat secara komprensif hanya kepadanya dan dengan segala aturannya. Bagi orang-orang beriman yang meyakini akan sistem Alloh, ia diharuskan untuk taat, karena salah satu pintunya ialah Sami'na Wa atho'na.
seiring dengan berjalannya detik, menit bahkan waktu yang begitu singkat kita seolah-olah lupa dengan apa yang telah kita ikrarkan kepada Alloh dan rasulnya, Padahal dengan begitu sadar dan jelas ikrar telah terjadi, secara otomatis jiwa raga kita telah diperjualbelikan kepada Allah.
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka..." ( 9 : 111 )
Jangan sampai seperti ikrarnya orang munafik kepada Alloh yang termaktub dalam Al-Quran Surat 9 : 75 yang isinya
" Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Alloh,"Sesungguhnya jika Alloh memberikan karunianya kepada kami, pastilah kami akan bersegera dalam kebaikan ( bersedekah ) dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh"
serta keengganan orang munafik untuk berjihad dijalan Alloh yang terdapat dalam Al-Quran Surat 9 : 86 yang isinya
"Dan apabila diturunkan sesuatu surah (yang memerintahkan kepada orang munafik itu),"Berimanlah kamu kepada Alloh dan berjihadlah beserta Rasul-nya",niscaya orang-orang yang sanggup diantara mereka meminta izin kepadamu ( untuk tidak berjihad ) dan mereka berkata,"Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk"
Padahal uzur ( alasan ) yang dibenarkan oleh Alloh dalam ketidakikutannya seseorang untuk tidak berjihad adalah :
"Tiada dosa ( lantaran tidak pergi berjihad ) atas orang-orang lemah,orang- orang sakit, dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Alloh dan Rasulnya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik Dan Alloh Maha pengampun lagi maha penyayang. ( SQ. 9 : 91 )

::Naa'udzubillahimindzalik::

mudah-mudahan Alloh tidak menjadikan kita sebagai orang-orang penentang Aturan Alloh serta jangan sampai kita termasuk golongan atau yang mempunyai sifat munafik karena balasannya ialah :
1) Musuh orang-orang yang beriman dan tempat tinggal mereka adalah Neraka
Jahannam ( QS. 9 : 73 )
2) Kemunafikan Dosa yang tidak diampuni oleh Alloh ( QS. 9 : 80 )
3) Tidak boleh mensholatkan Orang Munafik ( SQ. 9 : 84 )
Maka untuk itu kita bisa bercermin kepada diri kita sendiri, betulkan niat dari sekarang jangan sampai sikap kita yang merugikan. Sami'na Wa atho'na kita pegang dari awal ikrar sampai ajal datang. Hilangkan yang namanya Sami'na Wa ashoina yang artinya kami mendengar tetapi kami ingkar ataupun Sami'na Wa analis wa atho'na yang artinya kami mendengar tetapi kami menganalis dulu apa itu baik untuk kita atau tidak dan kalau baik kita taat. Padahal jawaban orang mukmin apabila dipanggil kepada Alloh dan Rasulnya mereka mengucapkan "Kami mendengar dan kami patuh ". (QS. 24 : 5 )

Wallahu a’lam

Pilihan

PEMENANG Vs PECUNDANG

Pada suatu hari murid bertanya kepada gurunya
Guru, apa yang harus kulakukan agar aku menjadi pemenang dalam kehidupan ini bukan menjadi pecundang ?
Sang guru menjawab, pelajari perbedaan antara keduanya.
Jika pecundang selalu menjadi bagian dari masalah
Pemenang selalu menjadi bagian dari solusi.
Jika pecundang akan selalu punya alasan
Pemenang akan selalu punya program.
Jika pecundang berkata : Itu bukan pekerjaanku !
Pemenang akan berkata : Biar aku yang mengerjakan itu.
Bila pecundang melihat persoalan dari setiap jawaban
Pemenang akan melihat jawaban dari setiap persoalan.
Jika pecundang melihat kesalahan dari setiap persoalan
Pemenang melihat kebaikan dari setiap kesalahan.
Jika pecundang berkata : Itu mungkin dikerjakan, tapi sulit
Pemenang akan berkata : Itu sulit, tapi mungkin untuk dikerjakan.
Kalau kamu mau melakukan seluruh ciri-ciri pemenang, kaulah yang akan menjadi pemenang.

Seruan

PEMUDA ISLAM BANGKITLAH !!

Santai…santai sajalah…masih ada waktu tuk kita. Saantaai..santai sajalah…masih ada waktu tersisa.Lirik lagu yang dibawakan Sania boleh jadi merupakan gambaran konsep waktu bagi sebagian anak muda di negara kita. Bahwa masa muda adalah masa buat happy-happy, yang penting tetep gaya, oke, pinter, dan gaul. Ya nggak ? Padahal, dibalik semua itu sebagai pemuda atau siapa pun yang masih mempunyai semangat dan jiwa muda kita punya tugas dan misi besar.
Misi yang jauh lebih besar dari misi-misi agen FBI,CIA, bahkan agen Mossad yang tak pernah berhenti untuk menghancurkan umat Islam. Misi yang langsung Allah berikan untuk kita.Misi untuk memberlakukan hukum-hukumNya diseluruh penjuru dunia dan untuk mengalihkan manusia dari penghambaan terhadap sesamanya. Juga untuk membebaskan umat manusia dari alam yang sempit menuju alam bebas merdeka.
Misi yang sesuai dengan sunatullah penciptaan manusia, yaitu untuk mewujudkan ketaatan dan pengabdian kepada Allah serta untuk menyerahkan diri sepenuhnya terhadap seluruh keputusanNya. Sebagai mana yang dikatakan Allah dalam firmanNya :
" Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." ( Adz Dzariyat : 56 )
Disadari atau tidak masa muda adalah masa yang paling produktif bagi seorang insan. Maka sangat disayangkan jika kita menyia-nyiakan begitu saja masa muda kita. Masa disaat fisik kita masih sangat kuat, sel-sel otak kita masih cerdas untuk menangkap materi-materi yang kita dapatkan,dan terutama masa yg akan dimintai pertanggungjawabanNya.
Dengan misi yang teramat berat diatas sebagai seorang pemuda muslim kita harus memiliki lima macam kriteria yang harus kita yakini sepenuhnya, yaitu :

1. Iman yang kuat
Jagalah dalam hati kalian agar Iman tidak mudah goyah dan surut.Sesuai firman Allah dalam QS Al-Hujurat : 15.
Iman yang kuat, seperti pohon yang akarnya menghujam kedalam tanah, batangnya menjulang kuat, dan diantara daunnya yang rimbun akan dihasilkan buah akhlaq dan amal yang manis rasanya. Maka inilah saatnya memperkokoh iman kita. Mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan yang akan selalu berputar dalam catatan kehidupan kita.

2. Keikhlasan yang Sungguh-sungguh
" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam ( menjalankan ) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus."
( Al Bayinah : 5 )
Orang mukmin yang lurus adalah jika pendorong agama didalam hatinya bisa mengalahkan pendorong hawa nafsu, porsi akhirat bisa mengalahkan porsi dunia, mementingkan apa yang ada disisi Allah dari pada apa yang ada disisi manusia, menjadikan niat, perkataan dan amalnya bagi Allah, menjadikan shalat, ibadah, hidup dan matinya bagi Allah, Rabb semesta alam. Inilah ikhlas.Memang bukan hal yang mudah untuk diamalkan, tapi keikhlasan adalah landasan dari amal yang kita kerjakan. Bukankah kita tak ingin sekedar menabung kesia-siaan ??!!

3. Tekad yang kuat tanpa rasa takut
" (Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan." ( Al Ahzab : 39 )
Saatnya untuk membangkitkan hamasah ( semangat ) dan azam dalam hati kita. Untuk tetap istiqomah dan memperbaiki diri agar menjadi insan-insan yang unggul dan bermanfaat bagi sesamanya.Tanpa tekad yang kuat jangan berharap kita akan dapat berubah dan meraih kemenangan.


4. Usaha yang berkesinambungan
Salah satu yang harus dipenuhi dalam mewujudkan misi kita ialah tidak mengenal rasa jenuh dan malas.
" Dan katakanlah :"Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, …"
( QS At Taubah : 105 )
Kemalasan adalah faktor terbesar dari diri kita yang telah begitu lama membuat kita lalai dan terbuai. Padahal tiap detik yang kita lalui akan selalu tercatat dalam kitab amalan kita. Akan ada masa pertanggungjawaban, siapkah kita ,apa yang akan kita katakan saat Allah bertanya untuk apa masa mudamu digunakan ??

5. Pengorbanan
Pengorbanan adalah sesuatu yang wajar sebagai bukti kecintaan kita pada Allah. Harta, jiwa, raga dan segala macam pengorbanan menjadi konsekuensi yang logis bagi orang yang sedang gila cinta. Adik-adikku,karena itulah besar kecil pengorbanan seorang mukmin juga menjadi tolak ukur seberapa besar cinta dan keimanannya pada Allah dan Rasulnya.

Pada dasarnya kelima kriteria di atas merupakan ciri khas orang-orang yang menepati janjinya kepada Allah. Ingatlah, sesungguhnya landasan iman adalah jiwa yang suci. Landasan keikhlasan adalah hati yang jernih. Landasan tekad adalah semangat yang kuat membara. Landasan usaha ialah kemauan yang keras dan landasan pengorbanan adalah aqidah yang kokoh.
Kini yang ada dihadapan kita adalah kenyataan bahwa umat Islam tengah berada di persimpangan jalan. Dunia Islam pada umumnya menghadapi benturan keras dari arus ideologi, pemikiran, moralitas, adat istiadat, kebudayaan, dan lain-lain.Mari kita berkaca diri, berapa banyak kita mendengarkan kaset-kaset barat dibandingkan kaset-kaset murotal.Atau berapa sering kita lebih memilih mode barat dibandingkan pakaian yang Islami. Maka tak dapat dipungkiri, bahwa kini masyarakat kita ( dan juga kita ) sedang sakit parah.

Sakit yang tidak hanya dapat disembuhkan dengan pemeriksaan fisik dan pemberian terapi medikamentosa. Tapi sakit yang membutuhkan pengobatan yang intensif untuk memulihkan kembali kesehatannya. Umat kita mendambakan seorang yang dapat menggandeng tangannya untuk menuju ke atas bahtera keselamatan untuk kemudian berlabuh di pantai kedamaian.Umat kita membutuhkan penyelamatan, petunjuk dan perbaikan.Dan pemuda muslim adalah satu-satunya tempat melabuhkan semua harapan. Pemuda Islamlah penentu kebangkitan dan eksistensinya.

Maka berilah qudwah ( panutan) yang baik kepada orang lain dalam segala sesuatu. Dan mulailah dari diri kita ( ibda bi'nafsik ). Bangkitlah, dan bercerminlah pada kader-kader mukmin yang digembleng Rasulullah di Darul Arqom.Mereka adalah pemuda-pemuda yang tangguh. Dari tangan merekalah terbit fajar Islam. Bagaimana tidak ? Pada waktu itu usia Rasulullah sendiri pun baru menginjak empat puluh tahun ketika beliau diangkat menjadi rasul. Sedangkan Abu Bakar pada waktu itu berusia tiga tahun lebih muda dari usia Nabi Saw. Bahkan Umar bin Khattab masih berusia 27 tahun dan Ali ra adalah orang termuda dari keempat khalifah tersebut. Juga para mujahid yang tangguh, seperti Abdullah bin Mas'ud, Abdul Rahman bin Auf, Al Arqam bin Arqam, dan puluhan bahkan ratusan pemuda lainnya.

Dalam mengemban risalah dawah, mereka dengan tabah menanggung siksaan. Mereka rela berkorban demi lancarnya perjuangan Siang dan malam berusaha keras mewujudkan kemenangan gemilang serta keeksistensian Islam.Bagaimana dengan kita ?Perbaikan diri bagaimana pun harus dimulai dari diri kita sendiri, sebelum kita menyeru orang lain dan mengajak sebanyak mungkin saudara-saudara kita menuju surga.Maka inilah saatnya kita mulai tiap detik selangkah lebih baik !

Janji Allah pasti akan terwujud, bahwa Islam akan kembali berjaya. Maka seperti yang dikatakan oleh Ulama mesir bahwa "Umat harus bangkit. Namun aset umat ini untuk kembali bangkit telah terkuras habis, kecuali satu : itulah pemuda." Ya, inilah saatnya bagi kita untuk bangkit, untuk senantiasa berada dalam garis keseimbangan antara amal, akal, dan ruhiyah . Pilihan kini berada ditangan kita, untuk menjadi umat pengganti atau yang tergantikan ??? ???

Wallahu alam bishawab.

Pahamilah

Ghazwul Fikr
Pengertian ghazwul fikr dapat dilihat dari segi bahasa dan segi istilah. Ghazwul secara bahasa artinya serangan, serbuan, invasi, sedangkan fikr adalah pemikiran. Sedangkan secara istilah ghazwul fikr artinya penyerangan dengan berbagai cara terhadp pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal yang tidak islami.
Mengapa kita harus memahami ghazwul fikr ? karena ghazwul fikr itu sangat penting bagi kita kita, yaitu :
1. Mengenal musuh Islam.
2. Mengenal sarana-sarana yang dapat memukul Islam
3. Mengenal keadaan alam Islam
4. Menghindari keraguan dalam Islam.
5. Menjadikan dakwah kepada Allah dengan melihat ayat-ayat-Nya.
Adapun sasaran dari ghazwul fikr itu sendiri antara lain :
1. Menjauhkan umat Islam dari diennya.
2. Berusaha memasukkan orang yang kosong keislamannya kedalam agama kafir.
3. Memadamkan cahaya Allah.

Sedangkan metoda-metoda ghazwul fikr antara lain :

1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas.
  • a. Tasykik (Pendangkalan/peragu-raguan), yaitu gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.
  • b. Pencemaran/pelecehan, yaitu upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggan kaum muslimin terhadap Islam dan menggambarkan Islam secara buruk.
  • c. Tadhlil (penyesatan), yaitu upaya orang kafir untuk menyesatkan umat Islam dengan cara halus sampai kasar.
  • d. Taghrib (westernisasi), yaitu gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin untuk menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.
2. Menyerang Islam dari dalam
  • a. Penyebaran sekularisme, yaitu usaha memecahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara
  • b. Penyebaran nasionalisme, yang dapat membunuh ruh ukhuwah islamiyah.
  • c. Pengrusakan ahlak umat Islam terutama generasi mudanya.
Ghazwul fikr dapat menyebar melalui berbagai sarana, yang dikenal dengan 3F dan 5S, dimana 3F itu terdiri dari Food (makanan), Fun (Hiburan(, Fashion (Cara berpakaian). Sedangkan 5S terdiri dari Song (lagu), Sex, Sport (olahraga), Shopping (berbelanja/konsumerisme), dan science (ilmu pengetahuan).

Ghazwul fikr dapat menyebabkan berbagai hal antara lain :
1. Umat Islam menyimpang dari Al Qur’an dan As Sunnah.
2. umat Islam menjadi minder dan rendah diri
3. umat Islam menjadi ikut-ikutan terhadap budaya orang kafir
4. umat Islam menjadi tepecah belah.